Minggu, 24 Mei 2009

Menjadi Karyawan Yang Diperhitungkan

Menjadi karyawan yang diperhitungkan dalam perusahaan tentu menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi para profesional, termasuk Anda. Namun untuk menjadi orang yang diperhitungkan, tidaklah semudah menyelesaikan pekerjaan Anda sehari-hari.

Kepandaian Anda dalam bekerja ternyata bukanlah satu-satunya jaminan bahwa Anda akan menjadi orang yang diperhitungkan dan berhasil dalam karir. Dibutuhkan strategi yang lebih dari sekedar pintar dan pandai menyelesaikan pekerjaan. Strategi tersebut adalah 'menonjolkan' kemampuan Anda. Coba Anda perhatikan, hanya orang-orang yang mampu menunjukkan dan menonjolkan kemampuannya lah yang bisa meraih sukses dalam karir.

Apalagi jika Anda bekerja di perusahaan besar, jika ingin ‘maju’ Anda harus pintar-pintar ‘menonjolkan’ kemampuan Anda. Karena, semakin besar perusahaan tempat Anda bekerja, umumnya semakin sulit untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan. Keberhasilan Anda di unit kerja, seringkali tidak cukup untuk menarik perhatian perusahaan secara khusus. Nah, hanya orang-orang yang ‘menonjol’ lah yang akan mendapat perhatian khusus dari perusahaan.

Untuk menjadi orang yang menonjol dan diperhitungkan caranya jangan hanya mengerjakan tugas-tugas khusus yang diberikan pada Anda. Memang, kadang akan lebih nyaman jika mengerjakan tugas khusus yang itu-itu saja dari hari ke hari. Karena Anda akan terhindar dari beban ekstra dan resiko kegagalan yang lebih berat. Tetapi bila ingin menonjolkan kemampuan, tentu saja sikap semacam ini harus segera dirubah. Untuk itu setiap kali ada kesempatan, jangan sia-siakan. Misalnya mencoba berpartisipasi dalam proyek-proyek khusus atau tugas apa saja yang dipantau langsung oleh pihak manajemen perusahaan, baik yang terlihat maupun tidak.

Kadang perusahaan memiliki proyek atau kegiatan yang ‘belum terjamah’ karena tidak ada yang bisa menanganinya, sehingga proyek itu tertunda sampai beberapa lama. Kalau ingin menonjolkan diri, tidak ada salahnya Anda mengajukan diri untuk menangani proyek tersebut. Tentu saja, Anda harus meyakinkan perusahaan bahwa Anda mampu mengerjakan dan menyelesaikan proyek itu. Kemudian Anda harus membuktikan keyakinan Anda dengan menunjukkan hasil kerja yang menggembirakan.

Contoh lainnya, Anda dapat mengusulkan metode atau prosedur kerja yang lebih baik tanpa menunggu perintah dari atasan. Bila telah selesai, jangan ragu untuk menunjukkan atau melaporkan hasil kerja Anda pada atasan atau kepada pihak manajemen. Dengan catatan tetap sesuai dengan prosedur di perusahaan. Jangan lupa untuk memperkuat laporan Anda dengan hasil nyata.

Selanjutnya jangan berhenti untuk mencari dan menerima tanggung jawab yang lebih besar! Konsekuensinya beban kerja Anda memang jadi lebih besar, tetapi beban kerja yang lebih besar tidak selalu berarti pekerjaan semakin banyak. Jumlah tugas Anda bisa jadi tetap sama, hanya bebannya yang lebih berat dari sebelumnya. Sehingga tanggung jawab Anda terhadap pekerjaan itu pun semakin besar. Selain itu jangan berhenti untuk meningkatkan peran dalam kelompok sampai akhirnya Anda dipercaya untuk mengepalai atau memimpin suatu proyek atau pekerjaan.

Selanjutnya ketika Anda telah menjadi orang yang menonjol dan diperhitungkan, jangan merasa menjadi satu-satunya orang yang paling unggul. Jangan menganggap bahwa Andalah yang ‘menang’. Jika Anda mengembangkan sikap ‘menang-kalah’ atau ‘unggul-tidak unggul’ sukses yang Anda raih tidak akan bertahan lama.

Sebaliknya, Anda akan banyak memiliki musuh dalam selimut. Anda harus bersikap lebih bijaksana bahwa betapapun penting dan beratnya tugas dan tanggung jawab Anda, tetap melibatkan rekan-rekan Anda. Anggaplah kebeberhasilan Anda menangani proyek untuk perusahaan merupakan kemenangan bersama.

Moga-moga artikel di atas bermanfaat bagi Anda dan sukses untuk Anda!

3 Langkah Halau Kebosanan Kerja

Bosan kerja memang sering menghinggapi Anda yang sedang berkarir. Penyebabnya pun beragam. Mungkin saja pekerjaan tersebut sudah tidak lagi menantang dan menjadi suatu rutinitas yang begitu mudah dan cepat diselesaikan. Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri "Apa yang bisa Anda kerjakan selanjutnya?" Anda mulai merasa seperti 'tidak ada kerjaan', dan bertambah bodoh.

Sementara itu rekan kerja lainnya mengalami kelebihan beban pekerjaan dan pekerjaan mereka bukanlah bidang yang Anda kuasai. Kalau pun Anda menawarkan bantuan, rekan kerja Anda mungkin bingung untuk memberikannya.

Menghadapi situasi demikian, secara normal Anda tentu merasa 'tidak enak hati' dan tidak jarang timbul rasa bersalah, baik pada diri sendiri, rekan kerja, maupun pada perusahaan. Memang Anda bisa saja menyiasati hal ini dengan berpura-pura sibuk, tapi sampai kapan? Bagaimana kalau ketahuan lalu ditegur oleh atasan Anda, bukankah hal ini memalukan? Kalaupun atasan memang mengetahui hal ini tetapi tidak menegur, tetap saja hati nurani kita yang menegur. Jika atasan Anda tahu akan kondisi yang Anda hadapi bisa jadi atasan Anda tersebut memberikan pekerjaan lain yang mungkin bukan bidang yang Anda kuasai dan Anda tidak menyukai pekerjaan tersebut.

Lantas langkah apa yang harus Anda lakukan? Berikut Anda simak 3 langkah yang diperkenalkan e-psikologi:

Langkah positif
Jika Anda merasa sudah sangat nyaman bekerja di perusahaan yang sekarang ini, dan Anda merasa bahwa jika Anda harus pindah kerja berarti harus melalui proses adaptasi lagi, maka langkah terbaik adalah mengembangkan kemampuan diri Anda pada bidang lain sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan atasan Anda.

Suka atau tidak, Anda pelajari saja semua pekerjaan yang diberikan oleh atasan Anda tersebut. Tentu saja semua itu harus dilakukan dengan pikiran positif bahwa Anda dapat memperkaya keahlian dan kemampuan Anda yang sudah ada, dan akan menjadi nilai tambah bagi diri Anda, jika suatu hari nanti Anda dipromosikan ke jabatan baru atau pada saat Anda melamar pekerjaan di tempat lain.

Jika memang Anda tidak diberikan tugas-tugas tambahan oleh atasan Anda, karena mungkin dia tidak tahu bahwa Anda sedang "tidak ada kerjaan" maka cobalah secara proaktif Anda datang kepada atasan Anda tersebut untuk menjelaskan keadaan yang sedang Anda alami dan cari jalan keluarnya bersama-sama.

Langkah netral
Jika ternyata tugas-tugas Anda memang sudah terselesaikan dengan baik dan Anda masih saja merasa bahwa Anda kurang beban ditambah lagi atasan Anda tidak tahu harus memberikan tugas apa lagi untuk Anda, maka demi menjaga agar Anda tetap mempunyai kegiatan kerja, maka Anda harus senantiasa memberikan bantuan pada rekan lain yang sedang kelebihan beban kerja. Meskipun bidang pekerjaan mereka tidak Anda kuasai, Anda bisa membantu sebagian dari pekerjaan mereka, misalnya administrasi pekerjaan tersebut.

Langkah ekstrim
Bila kedua alternatif di atas tetap tidak memuaskan Anda dan ditambah lagi bahwa Anda merasa mempertahankan pekerjaan yang ada sekarang sudah tidak banyak gunanya karena hanya akan membuat Anda merasa bertambah bodoh dan semakin bodoh, maka itu artinya Anda harus bersiap untuk keluar dan mulai mencari atau melamar pekerjaan diperusahaan lain. Langkah ini harus Anda tempuh sebelum kejenuhan tersebut membuat Anda menjadi stress dan kemudian mengalami depresi.

Bagaimana, apakah saat ini Anda sedang bosan dalam bekerja? Tips di atas dapat membantu Anda dan selamat mencoba!

Agar Reputasi Anda Tetap Bagus

Tolak ukur sebuah reputasi bagus adalah tindakan. Dasar dari reputasi yang bagus adalah tindakan. Banyak orang yang menghabiskan waktu berbicara seharian. Namun berbicara hanya akan membuat Anda dicap sombong. Suatu reputasi bagus diraih dengan mengatakan hal-hal yang bagus pula kemudian ditindaklanjuti dengan tindakan.

Jadi tindakan yang bagaimana yang dapat membantu Anda meraih reputasi bagus? Anda harus melakukan hal-hal yang akan mempengaruhi orang-orang dengan suatu cara yang bagus. Mulai dari membantu membawa kerjaan kolega Anda atau bos Anda saat dia sulit menenteng sendiri. Anda tidak perlu melakukan hal-hal yang besar, namun cukup dengan melakukan tindakan-tindakan kecil yang baik secara kontinyu.

Inilah contoh orang yang berusaha keras membina suatu reputasi bagus. Anda memiliki suatu bisnis dan terus tersenyum pada konsumen dan menawarkan mereka dengan harga-harga terbaik selama lebih dari 20 tahun. Semuanya segar, bahkan Anda memiliki reputasi sebagai memiliki produk terbaik di kota Anda. Sampai suatu hari ketika Anda mengganti seluruh penjualan untuk mendapatkan harga yang lebih baik dan produk-produk Anda tidak begitu bagus lagi.

Secara garis besar, benar-benar menurun. Hal berikutnya yang Anda tahu adalah bisnis Anda menurun, dan Anda tidak lagi melihat orang-orang yang familiar. Apa yang terjadi? Menurut kabar yang beredar, Anda tidak seperti dulu lagi. Dengan kata lain, Anda telah terpeleset. Yang terjadi adalah bahwa reputasi Anda telah jatuh dalam hitungan bulan, bahkan mungkin dalam hitungan minggu.

Reputasi seseorang amat mudah hancur. Berapa kali Anda melihat anggota masyarakat yang dihargai, pelaku bisnis yang sudah tua, politisi atau kepala sekolah menghancurkan reputasi mereka dengan satu tindakan yang amat bodoh. Kepala sekolah tertangkap dengan masalah pornografi anak, politisi tertangkap basah sedang tidur bersama 2 pelacur dan 10 botol minuman keras, administrator rumah sakit tertangkap menggelapkan dana rumah sakit yang harusnya untuk membantu orang yang sakit. Intinya adalah, bahwa seringkali diperlukan waktu seumur hidup untuk membina reputasi, namun, hanya perlu sehari dan hanya dengan satu tindakan bodoh untuk menghancurkannya.

Jadi berhati-hatilah dengan tindakan Anda. Hal yang perlu dimengerti mengenai reputasi adalah bahwa itu terus melekat pada Anda. Ketika Anda mulai membina reputasi Anda, maka orang akan mencap Anda. Apakah Anda bereputasi baik atau buruk. Jika reputasi Anda baik, Anda biasanya dimaafkan jika melakukan hal-hal buruk, dan reputasi Anda tetap utuh. Masyarakat biasanya akan berkata, "Ia sedang keluar jalur," atau "Ia melakukan kesalahan". Mereka tidak akan terus menganggapnya seperti itu, menganggap bahwa perilaku itu bersifat temporer. Masalahnya adalah ketika Anda mendapat cap buruk dari saat-saat awal.

Tinggal pilih Anda ingin memiliki reputasi baik atau buruk? Mudah-mudahan artikel di atas bermanfaat bagi Anda. Anda sukses, saya pun bahagia. Semoga!

Bergaul di Lingkungan Kerja

Pergaulan di lingkungan kerja memang berbeda dengan pergaulan di luar lingkungan kerja. Pergaulan di luar kantor umumnya tidak bersifat formil. Karena anda tidak terikat dengan peraturan-peraturan dan prosedur baku. Sedangkan di kantor atau perusahaan, pergaulan lebih bersifat resmi. Apalagi di kantor ada tingkatan jabatan, mulai level terendah sampai level pimpinan.

Sehingga ada peraturan tak tertulis mengenai cara bergaul dengan masing-masing tingkatan. Tentu saja bergaul dengan bos berbeda bila dibanding bergaul dengan rekan sejawat. Begitu pula bergaul dengan bawahan. Terlebih di perusahaan yang sangat birokratis, seperti di pemerintahan, tata cara pergaulan menjadi sangat penting di banding pergaulan di lingkungan perusahaan yang lebih mementingkan kreativitas.

Tetapi nggak perlu bingung. Dimanapun anda berada, anda memang dituntut untuk pandai bergaul. Karena kepiawaian anda bergaul juga merupakan salah satu hal yang mendukung kesuksesan karir anda. Dalam hal ini di lingkungan kerja, anda tidak bisa bersikap sama rata terhadap semua orang. Cara anda menjalin hubungan dengan dengan setiap rekan di kantor sangat bergantung dari konsep diri anda di dalam lingkungan.

Tempatkan diri anda sesuai dengan posisi anda. Tentu saja terhadap bos anda harus memiliki sikap hormat dan respek. Tetapi bukan berarti anda tidak menghormati rekan selevel dengan anda. Karena pada intinya, kunci dalam pergaulan adalah saling menghormati dan menghargai. Sedangkan kepada level di bawah anda, anda juga tidak mesti minta dihormati. Jika anda bisa menghargai dan menghormati orang lain, apapun pangkat dan jabatannya, otomatis orangpun akan menaruh hormat pada anda.

Hanya saja anda bisa lebih santai jika bergaul dan bicara kepada rekan sejawat jika dibanding dengan bos. Terhadap bos atau orang-orang yang lebih tinggi tingkatannya dari anda, anda harus lebih menjaga tata krama dan kaidah yang berlaku, seperti cara bicara dan bertegur sapa. Sedangkan kepada bawahan, anda harus lebih menjaga wibawa tanpa kehilangan sikap familiar anda.

Semakin mampu anda menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, maka semakin mudah pula anda memenuhi tuntutan pergaulan dalam level manapun. Anda akan lebih rileks dalam menjalin hubungan dengan orang-orang di lingkungan kantor anda. Tentu saja ini menguntungkan anda bukan? Selain anda tidak kesulitan bergaul, anda pun memiliki banyak teman. Sehingga anda tidak akan merasa asing di lingkungan kerja anda sendiri. Dampaknya anda akan lebih 'enjoy' bekerja dan lebih bersemangat merintis karir.

Menguji Loyalitas Karyawan

Tetapi masalahnya, menilai loyalitas seseorang bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih terhadap calon karyawan yang notabene baru dikenal. Tapi bukan berarti tidak dapat diusahakan. Ada beberapa cara untuk mengetahui calon karyawan loyal atau tidak.


Yang pertama adalah dengan mempelajari curriculum vitae (CV) atau daftar riwayat hidup calon karyawan. CV ini dapat memberi informasi tentang kualitas seseorang sekaligus track record karir calon karyawan. Perhatikan pada point 'pengalaman kerja', seberapa sering karyawan pindah bekerja sebelum melamar ke perusahaan baru. Dari CV itu, pelajari ambisi dan obsesinya dalam berkarir.

Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan wawancara. Dari wawancara akan diperoleh informasi secara langsung tentang calon karyawan. Ingat lakukan cross check sehubungan dengan apa yang tertera dalam CV-nya. Karena membaca CV tanpa konfirmasi langsung pada yang bersangkutan tidak akan diperoleh informasi yang valid.

Tanyakan alasannya setiap ia memutuskan untuk pindah bekerja. Tentu, alasannya bisa bermacam-macam. Mulai ingin menambah pengalaman, peningkatan karir, phk, sampai bosan. Tetapi umumnya tak ada calon karyawan yang jujur mengatakan bahwa ia bosan dengan pekerjaan lamanya. Karena mereka pasti tahu bahwa tidak ada perusahaan yang menyukai karyawannya yang pembosan. Karena itu, tekankan pada calon karyawan untuk menjawab secara jujur.


Cara lain untuk mengetahui calon karyawan loyal atau tidak adalah dengan referensi. Referensi merupakan cara memperoleh pendapat mengenai pelamar dari pihak ketiga. Untuk meyakinkan pilihan, tanyakan informasi tentang pelamar terhadap seseorang yang diyakini pelamar dapat memberi referensi karirnya.

Memang, umumnya mereka tidak akan memberi nama seseorang yang tidak akan menguntungkan nama baiknya. Tetapi setidaknya, bisa diperoleh informasi lebih banyak tentang calon karyawan ketimbang hanya membaca CV dan melakukan wawancara.

Selanjutnya pertimbangkan seluruh informasi yang telah terkumpul. Pertimbangkan dengan baik dan buatlah kesimpulan yang objektif tentang loyalitas calon karyawan dari seluruh informasi tersebut. Jika sudah yakin, dapat diputuskan untuk menerima atau menolaknya.

Jika telah diputuskan untuk menerima calon karyawan, lakukan pemantauan terhadap karyawan baru tersebut. Buatlah kebijaksanaan yang dapat menumbuhkan motivasi dan loyalitasnya.

Menikmati Masa Pensiun

Tentu penetapan usia ini disertai pertimbangan-pertimbangan yang relevan. Umur 55 tahun ke atas, kondisi fisik manusia telah mengalami penurunan, mulai dari daya tahan tubuh, daya ingat dan daya pikir. Selain itu masa pensiun diciptakan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan tenaga kerja di masyarakat. Sehingga tenaga-tenaga muda yang produktif dapat menggantikan tenaga-tenaga yang telah memasuki usia pensiun.

Masalahnya, masa pensiun seringkali dianggap sebagai masa yang mengerikan. Karena di masa itu, orang dianggap kehilangan pekerjaan, kedudukan, teman-teman, kehormatan bahkan harga diri. Tak heran jika banyak yang merasa stres ketika mendekati masa pensiun. Apalagi bagi yang tadinya sibuk dan aktif, begitu pensiun dunia seakan tak bersahabat lagi. Bahkan istilah Memasuki Persiapan Pensiun yang disingkat 'MPP' sering diartikan sebagai singkatan dari ‘Mati Pelan Pelan’. Istilah Post Power Syndrome pun jadi identik dengan mereka yang menderita stres di masa pensiun.

Padahal bagi yang ingin menikmati hidup secara utuh, masa pensiun adalah masa terindah dalam hidup manusia. Di masa pensiun Anda bebas menikmati hari-hari tanpa beban dan rutinitas kerja yang melelahkan. Karena itu tidak perlu takut menghadapi masa pensiun, karena banyak hal bermanfaat yang dapat Anda lakukan. Contohnya, Anda dapat lebih menikmati peran Anda sebagai ‘orangtua’. Karena umumnya, di usia pensiun Anda telah memiliki cucu. Sehingga Anda bisa melihat kembali gambaran masa kecil Anak anda pada cucu Anda sekarang. Melihat pertumbuhan cucu dari waktu ke waktu adalah saat yang menggembirakan dan terbukti dapat mengatasi rasa stress.

Bagi yang tidak ingin kehilangan aktivitas kerja, Anda tetap dapat melakukannya. Pilihlah kegiatan yang tidak terlalu melelahkan. Kalau perlu pilih kegiatan yang berkaitan dengan hobi Anda. Misalnya dengan bercocok tanam dan beternak. Kegiatan ini selain menjadi kegiatan yang mengasyikkan juga dapat menjadi sumber penghasilan di hari-hari ‘istirahat’ Anda. Selain itu, di masa pensiun, secara rutin Anda dapat melakukan olahraga di pagi hari, yang sebelumnya mungkin tak dapat Anda lakukan. Olahraga akan menyegarkan stamina Anda yang mulai menurun. Jika ada, lakukan juga hobi Anda lainnya seperti melukis, memancing, dan travelling. Bertemu dengan teman-teman lama dan mengunjungi orang-orang yang dekat di hati Anda bisa juga dijadikan agenda acara yang menyenangkan di masa pensiun.

Anda pun dapat lebih berkonsentrasi pada kegiatan ibadah dan sosial yang semasa Anda sibuk cukup sulit anda lakukan. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan kualitas hubungan Anda dengan manusia, juga akan menambah kualitas hubungan Anda dengan Tuhan. Secara keseluruhan Anda dapat merenung dan melakukan introspeksi terhadap semua yang telah Anda lakukan di masa lalu. Percayalah di masa pensiun ini Anda justru akan mudah menikmati dan mensyukuri hidup yang indah ini. Jadi, masa pensiun tidak menakutkan lagi, bukan?

Ciptakan Musuh Berkualitas di Kantor!

etapi anggaplah si A musuh supaya Anda terpacu untuk mengalahkan prestasinya. Jadikan musuh itu sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

Tapi ingat, yang paling tepat Anda lakukan adalah menciptakan musuh yang berkualitas daripada menciptakan musuh yang sama sekali tidak penting. Tidak ada gunanya Anda memusuhi rekan kerja yang lebih keren penampilannya atau lebih bagus mobilnya. Memusuhi orang hanya karena penampilan fisiknya adalah sesuatu yang sia-sia. Anda tidak akan pernah mencapai prestasi yang lebih baik.

Dalam organisasi kerja dengan tingkat kompetitif yang tinggi, bermusuhan dengan orang-orang yang tidak berkualitas adalah suatu tindakan yang merugikan. Otak tidak akan berkembang, produktivitas pun terhambat. Pikirkan untuk mendapatkan musuh yang benar-benar berkualitas. So, mulai sekarang ciptakanlah musuh-musuh berkualitas di kantor yang dapat melecut semangat Anda mencapai prestasi. Anda setuju....?